GURU BIASA MEMBERITAHUKAN, GURU BAIK MENJELASKAN, GURU ULUNG MEMPERAGAKAN, GURU HEBAT MENGILHAMI

Senin, 28 Maret 2011

RENUNGAN

MENJADI GURU TRANSFORMASIONAL:
DIUBAH ATAU BERUBAH

Tak Peduli Berapa Jauh Jalan Salah Anda Jalani, Putar Arah Sekarang Juga.

(Manajemen Perubahan dalam buku Change karya Renald Kasali, Ph.D).

Melihat kutipan di atas, mungkin rekan-rekan pembaca dan pengunjung blog ini akan berpikir: Apa yang perlu diubah dari seorang guru (matematika)? Uraian berikut, semoga membuka hati pembaca, khususnya Bapak/Ibu Guru untuk merenunginya.
Banyak di kalangan guru saat ini sudah sangat menikmati posisinya masing-masing pada
comfort zone. Zona kenyamanan: kenaikan pangkat yang mudah, gaji rutin, waktu mengajar yang relatif ringan, bebas audit kinerja yang rumit dan zona kenyamanan lain yang saat ini banyak diirikan orang (profesi) lain. Geliat guru dari ”tidur panjang” baru nampak ketika pemerintah mulai mengimplementasikan UU Guru dan Dosen tentang Sertifikasi, dengan harapan dapat meningkatkan profesionalisme guru. Ya ”SERTIFIKASI” dan ”PROFESIONALISME GURU”.
Dua topik tersebut yang sekarang menjadi bahan perbincangan di manapun berada baik oleh guru maupun bukan guru. Tetapi saya melihat nampaknya kata ”SERTIFIKASI” ini sekarang tak ubahnya ”pundi-pundi emas” yang selalu diimpi-impikan hampir seluruh guru di Indonesia. Saya katakan ”hampir” tidak ”semua”, karena masih ada sebagian kecil guru (termasuk saya) yang ”skeptis” terhadap harapan yang mengikutinya yaitu ”PROFESIONALISME GURU”.
Harapan dan tujuan pemerintah melakukan serifikasi untuk menjadikan guru yang ”profesional, bermartabat, sejahtera dan terlindungi’ adalah tujuan yang sangat mulia dan merupakan ’’angin surga” bagi guru. Sayangnya dalam mencapai tujuan tersebut kadang tidak diimbangi guru dengan upaya-upaya yang ’profesional dan elegan’ untuk mendapatkan predikat guru yang profesional. Banyak kecurangan yang terjadi di lapangan dilakukan oleh guru asal segera mendapatkan predikat ”LOLOS SERTIFIKASI” (seperti yang pernah saya posting dalam blog Dr. Marsigit).
Sebagai guru, kadang terusik nurani saya, melihat betapa banyaknya guru di sekitar kita yang meskipun telah lolos sertifikasi tapi
mindset-nya kayak lagunya Dian Pisesha yang sering saya nyanyikan waktu saya SD dulu alias ”AKU MASIH SEPERTI YANG DULU”. Banyak guru hanya memikirkan makna sejahtera (uang/tambahan penghasilan) bagi diri sendiri, yang penting dapat tunjangan tanpa berusaha mengimbanginya dengan usaha-usaha untuk mentransformasi dirinya ke arah profesional. Secara sepihak saya juga tidak menyalahkan guru tersebut, ataukah sistem yang selama ini sangat ”memanjakan” guru dan model sertifikasi (Portofolio) yang salah sehingga tidak membuat guru ”bangun” dari ”comfort zone”, tetapi hanya ”menggeliat” dan ”tidur lagi”. Rasanya semuanya tergantung penilaian diri masing-masing dan kembali pada nurani kita sebagai guru.
Lewat kutipan saya dari bukunya Rhenald Kasali di atas, saya berharap dan mengajak kepada pengunjung blog ini dan khususnya rekan-rekan guru Peserta Sertifikasi Jalur Pendidikan Matematika UNY 2008, marilah jangan kita sia-siakan kesempatan yang kita dapatkan ini dan senantiasa kita perlu ”mengupgrade diri”, sehingga kita selalu adaptif terhadap perubahan. Seperti kutipan Charles Darwin (Rhenald Kasali, 2006: 17) bahwa ”bukan yang terkuat yang mampu berumur panjang melainkan yang paling adaptif”, yaitu mereka yang selalu menyesuikan diri terhadap perubahan. Meskipun konteks kalimat tersebut dalam perusahaan, menurut saya ini sangat relevan dengan profesi kita sebagai guru. Lantas mengapa guru harus berubah? Dan apa yang perlu kita ”upgrade”?.
Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan, kebingungan dan kegembiraan. Guru pun demikian. Ketika guru dalam kondisi
comfort zone, kadang-kadang kenyamanan membuat guru menjadi malas. Dan mungkin itu yang terjadi selama ini.
Oleh karena itu, sekali lagi saya mengajak kepada semuanya. Marilah kita manfaatkan hidup ini dan mensyukuri apa yang telah Alloh anugerahkan kepada kita bahwa kita guru untuk selalu berbenah dan berubah ke arah lebih baik. Ibarat processor komputer sudah tidak compatible lagi kita rasanya saat ini menggunakan processor Pentium, jaman sudah berubah dan beban kerja juga bertambah. Sudah saatya kita memakai processor Core Duo atau bahkan Core 2 Duo.
Sudah saatnya mindset lama sebagai guru ”ngene wae mlaku” diubah. Menjadi guru yang selalu berusaha mensejahterakan diri dengan manjadi guru yang ”up to date”, selalu meng”upgrade” diri, menjadi guru yang pembelajar sehingga menjadi guru yang mampu menciptakan kehidupan yang lebih berguna dan bermakna bagi anak didik kita. Di mana salah satunya kita perlu menyesuaikan diri dengan perubahan dengan belajar dan terus belajar, karena perubahan hanya bisa terjadi bila ada kemampuan dan kemauan untuk belajar.
Semuanya kembali kepada hati nurani kita sebagai guru. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi bapak/ibu guru yang lain.... Amin.
4 komentar

PREDIKSI ULANGAN KENAIKAN KELAS 8 SMT 2

BUKA DISINI

PERSIAAPAN SOAL MTK KELAS 8 SEMESTER 2

BUKA DISINI

Sabtu, 26 Maret 2011

JARING JARING LIMAS PERSEGI

Jaring jaring limas yang alasnya persegi ada 6 model



JARING JARING LIMAS PERSEGI PANJANG

I. JARING JARING LIMAS ALASNYA PERSGEGI PANJANG  ADA 11 MODEL
   Diperoleh dari pengembangan jaring jaring limas alasnya persegi

PEMBERITAHUAN

" UNTUK ANGGOTA MGMP MATEMATIKA SMP KAB. LAMPUNG TENGAH "

I.  untuk kelengkapan pembelajaran meliputi :
1. Pemetaan standar isi kelas 7, 8, 9 smt 1 dan 2
2. program tahunan , program semester , Rpp, KKM dll

II.  untuk Perangkat Penilaian  meliputi :
1. Ksi kisi UH   , kartu soal, dan soal Ulangan harian  7,8,9  smt 1 dan 2

III. untuk soal Semester dan soal tri Out

sudah disediakan di "MGMPMATEMATIKA_GROUP"
 Silahkan gabung dan donload untuk panduan pembuatan

PERLU DI INGAT ????

Kamis, 25 November 2010 09:22
Hari Guru Nasional (HGN) yang jatuh pada hari ini, Kamis (25/11/2010), diperingati oleh semua guru Indonesia. Dalam upacara HGN di Gedung Kementrian Pendidikan Nasional, Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengucapkan terima kasih kepada semua guru Indonesia atas dedikasinya terhadap dunia pendidikan di Indonesia. "Guru memiliki peran penting untuk memajukan pendidikan. Pendidikan yang mampu membangun karakter jujur, teguh, peduli," kata Nuh.
Nuh mengatakan, HGN kali ini mengambil tema Memacu Peran Strategis Guru dalam Mewujudkan Guru yang Profesionalitas, Bermartabat, dan Sejahtera. Dari tema tersebut, lanjut Nuh, ada tiga hal yang dapat dipetik dari peringatan HGN tahun ini. Pertama, HGN sangat baik untuk dijadikan ajang refleksi diri para guru. "Meski guru terkadang kurang menerima haknya, tetapi kurangnya itu bisa dijadikan investasi ke depan kepada masyarakat," tandas Nuh.
Kedua, HGN diharapkan menjadi upaya introspeksi dan ketiga, sebagai upaya menatap masa depan lebih baik dan menggapai cita-cita luhur. Berdasarkan itu, lanjut Nuh, ada tiga tugas penting yang harus diemban oleh seorang guru, yaitu mengajarkan ilmu, membentuk karakter yang mulia, serta menanam optimisme dan cita-cita positif.
"Jika guru berhasil menggabungkan ketiga tugas penting ini, maka sekolah akan menjadi rumah untuk membentuk kepribadian yang mulia bagi anak didik," tambah Nuh.
sumber: kompas.com

Jumat, 04 Maret 2011

JARING JARING KUBUS ADA 11 MODEL

Menentukan jaring-jaring balok dan kubus
1) Jaring-jaring kubus
Untuk menunjukkan cara memperoleh jaring-jaring
kubus, guru dapat meminta kepada siswa untuk
membelah kubus-kubus mereka dengan menggunakan
cutter atau gunting menurut beberapa rusuk tertentu
dan menyisakan satu rusuk yang merangkaikan antara
dua persegi, serta ajukanlah pertanyaan kepada para
siswa ada berapa macam bentuk jaring-jaring dari
sebuah kubus?
Setelah mereka memulai pengguntingan dengan cara
yang berbeda-beda, tentunya mereka akan menjawab
dengan bermacam-macam jawaban. Dapat dimungkinkan
bahwa ada beberapa siswa yang cara mengguntingnya
membuahkan hasil yang sama. Hasil
guntingan siswa akan membentuk salah satu jaring.


Jaring-jaring tersebut  apabila dirangkaikan
kembali maka:
(a) Tidak ada satu pun hasil guntingan yang berupa
daerah persegi tersebut yang menutup persegi
yang lain.
(b) Hasil pengguntingan tidak boleh terlepas yang
satu dengan lainnya.
Dengan demikian yang dimaksud jaring-jaring kubus
adalah suatu rangkaian yang terdiri dari enam daerah
persegi yang apabila digabungkan kembali (diimpitkan
sisi-sisi perseginya) akan membentuk kubus.

Ada 11 model jaring jaring kubus dengan pola sbb:
Pola 1-4-1 sebanyak 6 macam. Pola 1-4-1 berarti terdiri atas rangkaian empat persegi pada
satu baris di bagian tengah diikuti dengan masing-masing 1 persegi pada sebelah
menyebelah rangkaian empat persegi tersebut, seperti terlihat pada gambar ini

Pola 2-3-1 sebanyak 3 macam. Pola 2-3-1 berarti terdiri atas rangkaian tiga persegi pada
satu baris di bagian tengah diikuti dengan dua persegi pada bagian atas dan satu persegi
pada bagian bawah rangkaian tiga persegi tadi, seperti terlihat pada gambar ini.

Pola 2-2-2 sebanyak satu macam dan
pola 3-3 sebanyak 1 macam seperti gambar di bawah ini.
Tentunya Anda akan mengetahui, mengapa bentuk di bawah ini disebut berpola 2-2-2
dan 3-3




JARING JARING BALOK ADA 54 MODEL

JARING JARING BALOK ADA 54 MODEL

Jaring-jaring Balok
Kegiatan diawali dengan pemberian apersepsi oleh
guru, bahwa dalam kegiatan sebelumnya, siswa telah
mengetahui adanya persamaan dan perbedaan antara
kubus dan balok. Oleh karenanya untuk membuat
jaring-jaring sebuah balok didapati pula cara-cara yang
sama dengan pembuatan jaring-jaring kubus.
Perbedaannya hanyalah terletak pada bangun-bangun
yang membentuk jaring-jaringnya.
Selanjutnya guru dapat mengajukan pertanyaan :
a) Rangkaian bangun datar apakah yang membentuk
jaring-jaring kubus?
Jawab: jaring-jaring kubus terdiri dari rangkaian
enam daerah persegi yang sama ukurannya.
b) Pertanyaan : Bagaimana halnya dengan jaringjaring
balok?
Jawaban yang diharapkan: jaring-jaring balok
terdiri dari rangkaian enam persegipanjang yang
dua-dua sama bentuk dan ukurannya.
Cara menemukan rangkaian yang merupakan jaringjaring
sebuah balok dengan cara memotong pada
rusuk-rusuknya langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut :
a) Dengan cara memotong model balok pada rusukrusuk
tertentu maka akan dihasilkan sebuah jaringjaring
balok. Cara pemotongan yang sama apabila
dimulai dari sisi yang berbeda akan menghasilkan
bentuk jaring-jaring yang berbeda pula.
b) Dalam membuat jaring-jaring balok maka yang
lebih mudah jika berpangkal pada jaring-jaring
kubus. Sebuah bentuk jaring-jaring kubus dapat
menjadi model bagi enam buah jaring-jaring balok,
disebabkan oleh sisi-sisi dari balok yang tidak
sama. Dengan demikian karena jumlah jaring-jaring
kubus ada 11 (sebelas) macam, maka dari 11 model
jaring-jaring kubus tersebut dapat menghasilkan
116= 66 jaring-jaring balok. Tetapi pada jaringjaring
kubus tertentu didapat 3 pasang jaring-jaring
balok yang kongruen, yaitu pada model jaringjaring
kubus sebagai berikut :
model 141 ada 2
model 222 ada 1
model 33   ada 1
Sehingga jaring-jaring balok yang dihasilkan
berbeda satu dengan lainnya ada sebanyak 54 buah
jaring-jaring balok (66 – 12 = 54)